Alat kontrasepsi spiral atau intrauterine device (IUD) adalah
alat KB yang paling praktis dan ideal karena tidak terlalu berbaha atau tidah beresiko tinggi Meski begitu sebagai Informasi kesehatan banyak
pengguna spiral yang mengaku tidak nyaman menggunakannya. Bagaimana cara
yang aman memakai spiral.
Keluhan yang paling sering muncul dari pengguna spiral adalah merasa perih pada perut bagian bawah. Kondisi ini biasanya terjadi karena letak spiral yang ditaruh antara mulut rahim dan uterus, tidak pas.
Bisa juga karena ukuran spiralnya tidak pas. Jika ukuran atau posisinya tidak pas, posisi spiral bisa berubah. Karena banyak kekhawatiran seperti ini, spiral menjadi kurang populer dibanding alat KB lain seperti pil atau suntik.
Padahal kontrasepsi ini memberikan efek jangka panjang karena bisa digunakan selama 5 tahun. Pengguna spiral juga tetap bisa mendapatkan siklus menstruasi yang normal.
Bagaimana memakai spiral yang aman?
"Spiral itu bentuknya seperti huruf T dan diletakkan dalam rongga rahim. Jika saat pemasangan posisinya tepat, maka spiral tidak akan berubah posisi. Tapi jika pemasangannya tidak tepat, posisi spiral bisa berubah atau bergeser," ujar dr Ifzal Asril, SpOG, saat dihubungi detikHealth, Kamis (29/4/2010).
dr Ifzal menambahkan jika posisi dari spiral ini berubah, maka tujuan dari penggunaan spiral tidak akan tercapai yaitu ada kemungkinan perempuan tersebut menjadi hamil.
Jika posisi spiral berubah sehingga menimbulkan keluhan seperti perdarahan, pusing, nyeri di perut bagian bawah dan rasa tidak nyaman.
Tapi tidak semua perempuan bisa menggunakan spiral. Menurut dr Ifzal, perempuan yang mengalami penebalan dinding rahim, infeksi di vagina seperti keputihan dan juga pekerja seksual tidak bisa menggunakan spiral.
"Karena kalau menggunakan spiral, penyebaran infeksinya bisa semakin meluas," tambahnya.
dr Ifzal menuturkan ada langkah-langkah yang bisa dilakukan perempuan agar aman dalam menggunakan kontrasepsi spiral, yaitu:
Seperti dikutip dari Healthlibrary, keefektifan kontrasepsi spiral ini cukup baik karena hanya menghasilkan 0,16 kehamilan dari 100 perempuan. Kehamilan yang rendah berdasarkan letak dari spiral tersebut, jika posisinya tidak berubah maka bisa mencegah kehamilan.
baca juga pengobatan diabetes
Keluhan yang paling sering muncul dari pengguna spiral adalah merasa perih pada perut bagian bawah. Kondisi ini biasanya terjadi karena letak spiral yang ditaruh antara mulut rahim dan uterus, tidak pas.
Bisa juga karena ukuran spiralnya tidak pas. Jika ukuran atau posisinya tidak pas, posisi spiral bisa berubah. Karena banyak kekhawatiran seperti ini, spiral menjadi kurang populer dibanding alat KB lain seperti pil atau suntik.
Padahal kontrasepsi ini memberikan efek jangka panjang karena bisa digunakan selama 5 tahun. Pengguna spiral juga tetap bisa mendapatkan siklus menstruasi yang normal.
Bagaimana memakai spiral yang aman?
"Spiral itu bentuknya seperti huruf T dan diletakkan dalam rongga rahim. Jika saat pemasangan posisinya tepat, maka spiral tidak akan berubah posisi. Tapi jika pemasangannya tidak tepat, posisi spiral bisa berubah atau bergeser," ujar dr Ifzal Asril, SpOG, saat dihubungi detikHealth, Kamis (29/4/2010).
dr Ifzal menambahkan jika posisi dari spiral ini berubah, maka tujuan dari penggunaan spiral tidak akan tercapai yaitu ada kemungkinan perempuan tersebut menjadi hamil.
Jika posisi spiral berubah sehingga menimbulkan keluhan seperti perdarahan, pusing, nyeri di perut bagian bawah dan rasa tidak nyaman.
Tapi tidak semua perempuan bisa menggunakan spiral. Menurut dr Ifzal, perempuan yang mengalami penebalan dinding rahim, infeksi di vagina seperti keputihan dan juga pekerja seksual tidak bisa menggunakan spiral.
"Karena kalau menggunakan spiral, penyebaran infeksinya bisa semakin meluas," tambahnya.
dr Ifzal menuturkan ada langkah-langkah yang bisa dilakukan perempuan agar aman dalam menggunakan kontrasepsi spiral, yaitu:
- Melakukan pemeriksaan sebelum memasang spiral, hal ini untuk mengetahui kondisi dari perempuan tersebut apakah terdapat infeksi, peradangan atau terjadi penebalan dinding rahim.
- Jika terdapat infeksi atau peradangan sebaiknya diobati terlebih dahulu hingga kondisi tersebut hilang atau sembuh dan kembali normal.
- Spiral dipasang di rongga rahim saat perempuan sedang menstruasi. Karena saat menstruasi diketahui bahwa perempuan tersebut tidak hamil dan mulut rahim sedang terbuka sehingga lebih mudah.
- Melakukan kontrol atau pengecekan posisi spiral seminggu setelah pemasangan dan diulangi lagi setelah 3 bulan, 6 bulan dan setiap satu tahun.
- Jika timbul keluhan seperti nyeri atau ada keputihan sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Hal ini untuk mengetahui apakah spiral perlu dikeluarkan dan diganti dengan alat kontrasepsi lain atau tidak.
Seperti dikutip dari Healthlibrary, keefektifan kontrasepsi spiral ini cukup baik karena hanya menghasilkan 0,16 kehamilan dari 100 perempuan. Kehamilan yang rendah berdasarkan letak dari spiral tersebut, jika posisinya tidak berubah maka bisa mencegah kehamilan.
baca juga pengobatan diabetes
Comments :
0 komentar to “Cara Menggunakan KB Spiral”
Posting Komentar